BATAM, BATAMOKE.COM – Bangunan tinggi yang dibangun di bawah ikon bukit Welcome To Batam (WTB) mengurangi estetika pemandangan setempat. Pasalnya bangunan tersebut dibangun menutupi tulisan WTB.
Ikon destinasi andalan kota Batam bukit Welcome To Batam ini tadinya sering menjadi incaran wisatawan mancanegara (wisman) ataupun wisatawan nusantara (wisnus) untuk berfoto.
Hal ini dikeluhkan oleh seorang warga Perumahan Bida Ayu, Tanjung Piayu, Kota Batam, Riris saat membawa tantenya yang berasal dari Jakarta berjalan-jalan ke dataran WTB. Ia tak menyangka bangunan-bangunan di kawasan itu mulai terbangun.
“Saya mengajak tante dari Jakarta jalan-jalan ke Mega Mall. Kemudian kami ajak ke WTB. Sudah lama juga tak kesini. Pas ke sini malah ada bangunan-bangunan. Jadi nggak secantik dulu sih rasa saya,” kata ibu dua anak ini.
Ia mengatakan seharusnya pemerintah bisa mempertahankan keindahan dataran WTB. Pasalnya, setelah Jembatan 1 Barelang, WTB ini menjadi ikon kedua.
“Kalau orang datang ke sini, pasti pengen minta foto di Jembatan Barelang sama Welcome To Batam ini,” katanya.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Batam, Ardiwinata mengaku ikon Welcome To Batam (WTB) telah menjadi spot foto para wisatawan berkunjung ke Batam.
Tentu sebagai warga Batam harus menjaga, kehadiran bangunan ruko tepat yang tak jauh dari ikon tersebut menjadi terganggu bagi para wisatawan untuk berfoto.
“Karena pengunjung wisatawan itu ingin melihat dan foto bahkan buat konten disana (WTB). Kami tetap berkomunikasi dengan travel agen agar persoalan ini diperhatikan atau pun wisatawan yang datang personal ke Batam,” kata Ardi, Minggu (15/12/2024).
Ia berharap semoga hal ini bisa dipahami oleh pemilik lahan tersebut dan stakeholder yang berkepentingan di sana.
“Karena dari kami wewenang dan tanggung jawabnya terbatas. Kemudian untuk pihak terkait memang banyak yang menanyakan ke saya dan telah disampaikan secara personel bagaimana hal ini bisa dipertahankan karena Batam membutuhkan destinasi seperti WTB menjadi daya tarik kota Batam,” ujarnya.
Untuk kepemilikkan lahan pihaknya terus intens menyampaikan persoalan ini kepada pihak terkait. Banyak masukan dan kritikan untuk WTB karena dinilai sudah tidak indah estetik lagi untuk spot foto.
“Beberapa masukan menyampaikan ke saya seperti travel agen yang membawa wisatawan, intinya kami juga berkomunikasi dengan Walikota Batam dan pihak terkait untuk persoalan ini,” ujarnya.
Sebelumnya diberitakan Sekretaris Daerah Kota Batam, Jefridin Hamid, menegaskan bahwa meskipun pembangunan di kawasan tersebut memiliki izin, pihaknya tidak akan mengizinkan jika hal itu menghalangi pandangan terhadap WTB.
“Bangunan baru tidak boleh lebih tinggi dari Welcome to Batam,” ujar Jefridin, Sabtu (26/10/2024).
Ia menambahkan meningkatnya jumlah gedung baru di sekitar WTB telah berdampak negatif pada daya tarik kawasan ini.
Pedagang setempat, seperti Rara dari bazar WTB, melaporkan penurunan jumlah pengunjung. “Semenjak bangunan baru muncul, pengunjung jadi lebih sedikit. Sebelumnya, banyak orang datang untuk berfoto dan bersantai,” ujarnya.
Kekhawatiran para pedagang semakin mendalam jika ikon WTB tertutup total, yang dapat mengancam kelangsungan usaha mereka.
“Tujuan orang datang ke sini biasanya untuk jajan kuliner dan bersantai. Jika itu hilang, daya tarik kawasan ini pun akan berkurang,” katanya.
Ia berharap pihak berwenang segera mencari solusi untuk memastikan WTB tetap terlihat dan dapat menarik pengunjung, agar kawasan ini tetap hidup sebagai pusat keramaian dan sumber penghidupan bagi banyak pedagang. (R)